Friday, December 23, 2005

Dedaun Gugur Lagi

Kelmarin kulangkahkan kaki ini
Berbekalkan azam dan cita-cita
Akan kubela dan kujaga
Agamamu yang kini ternoda...

Langkah diatur kemas dan rapi
Onak dan ranjau dilalui
Larianku tiba-tiba terhenti
Tersepak duka rebah ke bumi...

Hari ini dedaun nan hijau tiada lagi
Unggas terbang membawa diri
Dengan azam dan tekad
Kulontarkan kedukaan semalam
Agar kejayaan dapat kukecapi

Hari silih berganti..
Suria..
Suram, cerah dan gelisah
Dedaun pohon mula bercambah
Hati di dalam terasa gundah

Esok..
musim itu datang lagi
Membawa harapan yang belum pasti
Antara tuah dan padah
Pastinya..
Dedaun itu gugur lagi
Engkau di sana setia menanti
Entahkan bila ku kan kembali
Jangan biarkan dedaun gugur lagi..

Tuesday, December 06, 2005

Mempertaruhkan Nyawa

Untuk bertahan hidup,
rasanya kehidupan sangat gelap di mataku.
Dunia ini terasa sunyi dan lengang.
Tidak lagi kudengar suara kehidupan,

Seolah olah malam terus berlangsung tanpa henti.
Seolah oleh semua insan selalu tidur siang dan malam di pembaringannya,
dan tidak pernah bangun.

Aku seperti hidup di gurun pasir yang jauh dan terpencil,
terpisah dari alam semesta beserta isinya.
Di sana tidak ada seekor burung pun,
tidak ada air sungai yang mengalir di lereng lerengnya.
Tanahnya tak pernah di pijak orang,
tak ada seekor haiwan pun yang berkeliaran di sekelilingnya.

Aku mengembara siang dan malam seorang diri mencari kebebasan,
tetapi tak mengetahui arahnya.
Aku paksakan diri untuk tetap bertahan,
tetapi kejemuan dan rasa bosan membunuhku.

Kapankan tiba saatku untuk menemukan kebebasan
dari kekusutan fikiran dan kesedihan-kesedihan ini?

Tak ada sesuatu di dunia ini yang bisa menghiburku,
selain engkau wahai kekasihku.

Engkaulah segalanya bagiku.

Jika aku kehilangan dirimu
tak mungkin aku dapat penggantimu.