Tuesday, December 06, 2005

Mempertaruhkan Nyawa

Untuk bertahan hidup,
rasanya kehidupan sangat gelap di mataku.
Dunia ini terasa sunyi dan lengang.
Tidak lagi kudengar suara kehidupan,

Seolah olah malam terus berlangsung tanpa henti.
Seolah oleh semua insan selalu tidur siang dan malam di pembaringannya,
dan tidak pernah bangun.

Aku seperti hidup di gurun pasir yang jauh dan terpencil,
terpisah dari alam semesta beserta isinya.
Di sana tidak ada seekor burung pun,
tidak ada air sungai yang mengalir di lereng lerengnya.
Tanahnya tak pernah di pijak orang,
tak ada seekor haiwan pun yang berkeliaran di sekelilingnya.

Aku mengembara siang dan malam seorang diri mencari kebebasan,
tetapi tak mengetahui arahnya.
Aku paksakan diri untuk tetap bertahan,
tetapi kejemuan dan rasa bosan membunuhku.

Kapankan tiba saatku untuk menemukan kebebasan
dari kekusutan fikiran dan kesedihan-kesedihan ini?

Tak ada sesuatu di dunia ini yang bisa menghiburku,
selain engkau wahai kekasihku.

Engkaulah segalanya bagiku.

Jika aku kehilangan dirimu
tak mungkin aku dapat penggantimu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home